Melayu Bakal Memimpin Dunia 3 : Awal Dan Akhir Israel Dalam Al-Quran


Kriptografi, tulisan rahsia dan perhitungan Alphabet, telah digunakan sejak awal peradaban manusia dalam rangka menyimpan rahsia yang tersirat dalam peradaban mereka.. Masyarakat Mesir kuno misalnya, telah menggunakan teknik tersebut pada tahun 1900 SM.

Begitu juga dengan bangsa Yunani kuno. Julius Caesar, salah seorang pendiri imperium Romawi, menggunakan kriptografi sederhana yang berdasarkan pertukaran posisi urutan, dengan cara menukar sebuah huruf dengan huruf ketiga setelahnya. Akan tetapi perhitungan Alphabet atau Kriptografi yang digunakannya, belum selengkap, serapi, dan teratur yang telah digunakan oleh bangsa Arab setelah lahirnya peradaban Islam ditengah-tengah mereka.

Bangsa Arab yang pertama kali menemukan metode untuk memecahkan kriptografi berikut penulisanya secara sistematik. Sebuah bangsa yang muncul di Jazirah Arabia dan mulai diperhitungkan pada abad 7 Masehi, terbentang di atasnya sahara yang sangat luas, tiba-tiba keluar secara cepat menjadi salah satu peradaban yang dikenal oleh sejarah umat manusia. Bahkan pada saat itu, perkembangan dasar ilmu kedoktoran moden dan matematik pun muncul dan berawal dari peradaban ini.

Kode adalah salah satu cara untuk mengirim maklumat, di mana seseorang yang mengerti simbol-simbol tertentu dapat membaca dan mengerti maksud kode itu. Jadi, semacam bahasa simbol, atau teka-teki, yang hanya dapat dipecahkan dan dimengerti maksudnya oleh mereka yang mengetahui rahsia yang tersembunyi di baliknya.

Kira-kira satu perempat daripada Surah-surah Al-Quran (29 Juzuk) didahului oleh
misteri huruf-simbol dipanggil muqatta'at (singkatan huruf) atau, kadang-kadang dipanggil
Fawatih (pembuka) kerana muncul pada awal Surah-surah yang berkaitan.

Ia berkait bahawa Abu Bakar as-Siddiq berkata:

في كل كتاب سر, وسره في القرآن فواتح القرآن 

Bagi setiap buku terdapat rahsia dan semua rahsia-rahsianya adalah 
dalam Qur`an dalam huruf pembukaan.

Sayidina Ali bin Abi Thalib pernah memberikan isyarat petunjuk tentang rahasia huruf -huruf dalam Alqur‘an. Beliau berkata, Jika mahu, aku bisa patahkan tujuh puluh ekor leher unta dari huruf ― Ba yang ada pada kalimat Basmallah (Bismillahirrahmanirrahim).

Dalam kesempatan yang lain, beliau juga pernah mengatakan setiap yang berada pada Al-Qur‘an, terhimpun pada surat Al-Fatihah. Dan setiap yang ada pada Al-Fatihah, terhimpun pada kalimah Basmallah. Dan setiap yang ada pada kalimat Basmallah,terhimpun padahuruf ― Ba. Dan setiap yang ada pada huruf ― Ba terhimpun pada titik yang berada di bawah huruf ― Ba tersebut.

Pada kesempatan yang lain beliau berkata, Sesungguhnya di antara kedua keningku terdapat ilmu yang amat banyak. Ah, seandainya aku menemukan wadah untuk menampungnya.

Diriku telah dipenuhi dengan rahasia ilmu yang seandainya aku ucapkan hingga suaraku menjadi parau, maka kalian akan melayang tak menentu seperti bulu ayam yang diombang-ambingkan oleh angin, dan ilmu itu bukanlah ilmu baku. Inilah yang dikatakan Sayidina Ali bin Abi Thalib, sabda oleh Rasulullah SAW , Sayidina Ali sebagai pintunya ilmu.

Sebagai permulaan, berikut ialah

Petak al-Jumal al-Taqlidi

Petak al - Jumal al - Shaghir

Untuk lebih memudahkan dalam memahami hal di atas, berikut ini akan dikisahkan tentang seorang penyair yang bernama ad - Dalanjawi. Ketika ad - Dalanjawi meninggal dunia, salah seorang kawan karibnya benar - benar merasa kehilangan. Ia menjerit dan tak henti - hentinya manangis. Lalu kesedihannya itu, diabadikan dalam sebuah syair:

Kutanya kepada syair apakah kau memiliki seorang teman? Kini ad - Dalanjawi telah tinggal sendirian 
Temannya berteriak dan jatuh tersungkur ketika menziarahinya hingga tertidur di atas pusaranya 
Daku berkata kepada penyair yang mengatakan pendekkanlah! Sedangkan aku meratap,telah mati syair sesudah kematiannya

Penyair di atas telah meletakkan kata kunci agar kita dapat mengetahui tahun wafatnya ad - Dalanjawi. 

Kalau kita menghitung ketika sampai pada kalimah

yang ertinya telah mati syair setelah kematiannya . Maka kita akan dapat mengetahui tahun wafatnya ad - Dalanjawi. 40 + 1+ 400 + 1+ 30 + 300 +70 + 200 + 2+ 70 + 5 = 1123 

Maka tahun wafat ad - Dalanjawi yang tersirat dalam bait syair diatas adalah 1123 H. Begitulah, metode seperti ini begitu akrab digunakan bangsa Arab dalam menyimpan informasi tersirat dalam berbagai cara.

Rahsia Yang Tersembunyi Dalam Surah Al-Isra'

[1]
Maha Suci Allah yang telah menjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari dari Masjid Al-Haraam (di Makkah) ke Masjid Al-Aqsa (di Palestin), yang Kami berkati sekelilingnya, untuk memperlihatkan kepadanya tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaran) Kami. Sesungguhnya Allah jualah yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.
[2]
Dan Kami telah memberikan Nabi Musa Kitab Taurat, dan Kami jadikan Kitab itu petunjuk bagi Bani Israil (serta Kami perintahkan mereka): “Janganlah kamu jadikan yang lain daripadaKu sebagai Tuhan (untuk menyerahkan urusan kamu kepadanya)”.
[3]
(Wahai) keturunan orang-orang yang telah Kami bawa bersama-sama dengan Nabi Nuh (di dalam bahtera)! Sesungguhnya ia adalah seorang hamba yang bersyukur.
[4]
Dan Kami menyatakan kepada Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan melakukan kerosakan di bumi (Palestin) dua kali, dan sesungguhnya kamu akan berlaku sombong angkuh dengan melampau.
[5]
Maka apabila sampai masa janji (membalas kederhakaan kamu) kali yang pertama dari dua (kederhakaan) itu, Kami datangkan kepada kamu hamba-hamba Kami yang kuat gagah dan amat ganas serangannya lalu mereka menjelajah di segala ceruk rantau (membunuh dan membinasakan kamu); dan (sebenarnya peristiwa itu) adalah satu janji yang tetap berlaku.
[6]
Kemudian (setelah kamu bertaubat), Kami kembalikan kepada kamu kekuasaan untuk mengalahkan mereka, dan Kami beri kepada kamu dengan banyaknya harta kekayaan dan anak pinak, serta Kami jadikan kamu kaum yang lebih ramai pasukannya.
[7]
Jika kamu berbuat kebaikan, (maka faedah) kebaikan yang kamu lakukan adalah untuk diri kamu; dan jika kamu berbuat kejahatan, maka (kesannya yang buruk) berbalik kepada diri kamu juga. Oleh itu, apabila sampai masa janji (membalas perbuatan derhaka kamu) kali kedua, (Kami datangkan musuh-musuh kamu) untuk memuramkan muka kamu (dengan penghinaan dan keganasannya); dan untuk memasuki masjid (BaitulMaqdis) sebagaimana mereka telah memasukinya pada kali yang pertama; dan untuk menghancurkan apa sahaja yang mereka telah kuasai, dengan sehancur-hancurnya.
[8]
Mudah-mudahan Tuhan kamu akan mengasihani kamu (kalau kamu bertaubat); dan jika kamu kembali (menderhaka), maka Kami pula akan kembali (menyeksa kamu di dunia); dan kami telah jadikan neraka: penjara bagi orang-orang kafir (pada hari akhirat).
[9]
Sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk ke jalan yang amat betul (ugama Islam), dan memberikan berita yang mengembirakan orang-orang yang beriman yang mengerjakan amal-amal soleh, bahawa mereka beroleh pahala yang besar.
[10]
Dan bahawa orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab seksa yang tidak terperi sakitnya.
[11]
Dan manusia berdoa dengan (memohon supaya ia ditimpa) kejahatan sebagaimana ia berdoa dengan memohon kebaikan, dan sememangnya manusia itu (bertabiat) terburu-buru.
[12]
Dan Kami jadikan malam dan siang itu dua tanda (yang membuktikan kekuasaan kami), maka Kami hapuskan tanda malam itu (sehingga menjadi gelap-gelita), dan Kami jadikan tanda siang itu terang-benderang supaya kamu mudah mencari rezeki dari limpah kurnia Tuhan kamu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan hitungan hisab (bulan dan hari); dan (ingatlah) tiap-tiap sesuatu (yang kamu perlukan untuk dunia dan ugama kamu), Kami telah menerangkannya satu persatu (dalam Al-Quran) dengan sejelas-jelasnya.
[13]
Dan tiap-tiap seorang manusia Kami kalongkan bahagian nasibnya di lehernya, dan pada hari kiamat kelak Kami akan keluarkan kepadanya kitab (suratan amalnya) yang akan didapatinya terbuka (untuk di tatapnya).
[14]
(Lalu Kami perintahkan kepadanya): “Bacalah Kitab (suratan amalmu), cukuplah engkau sendiri pada hari ini menjadi penghitung terhadap dirimu (tentang segala yang telah engkau lakukan)”.
[15]
Sesiapa yang beroleh hidayah petunjuk (menurut panduan Al-Quran), maka sesungguhnya faedah petunjuk yang didapatinya itu hanya terpulang kepada dirinya sendiri, dan sesiapa yang sesat maka sesungguhnya kesan buruk kesesatannya hanya ditanggung oleh dirinya juga. Dan seseorang yang boleh memikul, tidak akan memikul dosa perbuatan orang lain (bahkan dosa usahanya sahaja). Dan tiadalah Kami mengazabkan sesiapapun sebelum Kami mengutuskan seorang Rasul (untuk menerangkan yang benar dan yang salah).
[16]
Dan apabila sampai tempoh Kami hendak membinasakan penduduk sesebuah negeri, Kami perintahkan (lebih dahulu) orang-orang yang melampau dengan kemewahan di antara mereka (supaya taat), lalu mereka menderhaka dan melakukan maksiat padanya; maka berhaklah negeri itu dibinasakan, lalu kami menghancurkannya sehancur-hancurnya.
[17]
Dan berapa banyak umat-umat yang kami telah binasakan sesudah zaman Nabi Nuh; dan cukuplah Tuhanmu (wahai Muhammad) mengetahui lagi melihat akan dosa-dosa hambaNya.
[18]
Sesiapa yang menghendaki (kesenangan hidup) dunia, Kami akan segerakan kepadanya dalam dunia apa yang Kami kehendaki, bagi sesiapa yang Kami kehendaki; kemudian Kami sediakan baginya neraka Jahannam (di akhirat kelak), untuk membakarnya dalam keadaan yang hina lagi tersingkir dari rahmat Allah.
[19]
Dan sesiapa yang menghendaki akhirat dan berusaha mengerjakan amal-amal yang baik untuk akhirat dengan usaha yang layak baginya, sedang ia beriman, maka mereka yang demikian keadaannya, diberi pahala akan amal usahanya.
[20]
Tiap-tiap golongan dari keduanya, golongan dunia dan golongan akhirat Kami hulurkan kepada mereka dari pemberian Tuhanmu (wahai Muhammad); dan tiadalah pemberian Tuhanmu itu tersekat (dari sesiapapun).
[21]
Lihatlah bagaimana Kami lebihkan sebahagian dari mereka atas sebahagian yang lain (dalam rezeki pemberian Kami itu) dan sesungguhnya pemberian di akhirat lebih besar tingkatan-tingkatan perbezaannya dan lebih besar tambahan-tambahan kelebihannya.
[22]
Janganlah engkau adakan tuhan yang lain bersama Allah (dalam ibadatmu), kerana akibatnya engkau akan tinggal dalam keadaan tercela dan kecewa dari mendapat pertolongan.
[23]
Dan Tuhanmu telah perintahkan, supaya engkau tidak menyembah melainkan kepadaNya semata-mata, dan hendaklah engkau berbuat baik kepada ibu bapa. Jika salah seorang dari keduanya, atau kedua-duanya sekali, sampai kepada umur tua dalam jagaan dan peliharaanmu, maka janganlah engkau berkata kepada mereka (sebarang perkataan kasar) sekalipun perkataan “Ha”, dan janganlah engkau menengking menyergah mereka, tetapi katakanlah kepada mereka perkataan yang mulia (yang bersopan santun).
[24]
Dan hendaklah engkau merendah diri kepada keduanya kerana belas kasihan dan kasih sayangmu, dan doakanlah (untuk mereka, dengan berkata): “Wahai Tuhanku! Cucurilah rahmat kepada mereka berdua sebagaimana mereka telah mencurahkan kasih sayangnya memelihara dan mendidikku semasa kecil.”
[25]
Tuhan kamu lebih mengetahui akan apa yang ada pada hati kamu; kalaulah kamu orang-orang yang bertujuan baik mematuhi perintahNya, maka sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat.
[26]
Dan berikanlah kepada kerabatmu, dan orang miskin serta orang musafir akan haknya masing-masing; dan janganlah engkau membelanjakan hartamu dengan boros yang melampau.
[27]
Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara Syaitan, sedang Syaitan itu pula adalah makhluk yang sangat kufur kepada Tuhannya.
[28]
Dan jika engkau terpaksa berpaling tidak melayani mereka, kerana menunggu rezeki dari Tuhanmu yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka kata-kata yang menyenangkan hati.
[29]
Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu di lehermu, dan janganlah pula engkau menghulurkannya dengan sehabis-habisnya, kerana akibatnya akan tinggalah engkau dengan keadaan yang tercela serta kering keputusan.
[30]
Sesungguhnya Tuhanmu lah yang meluaskan rezeki bagi sesiapa yang dikehendakiNya (menurut undang-undang peraturanNya), dan Ia juga yang menyempitkannya (menurut yang demikian). Sesungguhnya Ia Maha Mendalam pengetahuanNya, lagi Maha Melihat akan hamba-hambaNya.
[31]
Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu kerana takutkan kepapaan; Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepada kamu. Sesungguhnya perbuatan membunuh mereka adalah satu kesalahan yang besar.
[32]
Dan janganlah kamu menghampiri zina, sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji dan satu jalan yang jahat (yang membawa kerosakan).
[33]
Dan janganlah kamu membunuh diri seseorang manusia yang diharamkan oleh Allah membunuhnya kecuali dengan alasan yang benar. Dan sesiapa yang dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan warisannya berkuasa menuntut balas. Dalam pada itu, janganlah ia melampau dalam menuntut balas bunuh itu, kerana sesungguhnya ia adalah mendapat sepenuh-penuh pertolongan (menurut hukum Syarak).
[34]
Dan janganlah kamu menghampiri harta anak yatim melainkan dengan cara yang baik (untuk mengawal dan mengembangkannya), sehingga ia baligh (dewasa, serta layak mengurus hartanya dengan sendiri); dan sempurnakanlah perjanjian (dengan Allah dan dengan manusia), sesungguhnya perjanjian itu akan ditanya.
[35]
Dan sempurnakanlah sukatan apabila kamu menyukat, dan timbanglah dengan timbangan yang adil. Yang demikian itu baik (kesannya bagi kamu di dunia) dan sebaik baik kesudahan (yang mendatangkan pahala di akhirat kelak).
[36]
Dan janganlah engkau mengikut apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa yang dilakukannya.
[37]
Dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan berlagak sombong, kerana sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembusi bumi, dan engkau tidak akan dapat menyamai setinggi gunung-ganang.
[38]
Tiap-tiap satu perintah itu, menyalahinya adalah kejahatan yang dibenci di sisi Tuhanmu.
[39]
Perintah yang demikian itu ialah sebahagian dari hikmat yang telah diwahyukan kepadamu (wahai Muhammad) oleh Tuhanmu. Dan (ingatlah) janganlah engkau jadikan bersama-sama Allah sesuatu yang lain yang disembah, kerana akibatnya engkau akan dicampakkan ke dalam neraka Jahannam dengan keadaan tercela dan tersingkir (dari rahmat Allah).
[40]
(Jika demikian wajibnya mengesakan Allah, maka patutkah kamu mendakwa bahawa Tuhan mempunyai anak, dan anak itu pula dari jenis yang kamu tidak sukai?). Adakah Tuhan kamu telah memilih anak-anak lelaki untuk kamu dan Ia mengambil untuk diriNya anak-anak perempuan dari kalangan malaikat? Sesungguhnya kamu adalah memperkatakan dusta yang amat besar.
[41]
Dan sesungguhnya Kami telah menerangkan jalan-jalan menetapkan iktiqad dan tauhid dengan berbagai cara di dalam Al-Quran ini supaya mereka beringat (memahami dan mematuhi kebenaran); dalam pada itu, penerangan yang berbagai cara itu tidak menjadikan mereka melainkan bertambah liar.
[42]
Katakanlah (wahai Muhammad): “Kalaulah ada tuhan-tuhan yang lain bersama-sama Allah, sebagaimana yang mereka katakan itu, tentulah tuhan-tuhan itu akan mencari jalan kepada Allah yang mempunyai Arasy (dan kekuasaan yang mutlak).
[43]
Maha Sucilah Allah dan tertinggilah Ia setinggi-tingginya, jauh dari apa yang mereka katakan itu.
[44]
Langit yang tujuh dan bumi serta sekalian makhluk yang ada padanya, sentiasa mengucap tasbih bagi Allah; dan tiada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memujiNya; akan tetapi kamu tidak faham akan tasbih mereka. Sesungguhnya Ia adalah Maha Penyabar, lagi Maha Pengampun.
[45]
Dan apabila engkau membaca Al-Quran (wahai Muhammad), Kami jadikan perasaan ingkar dan hasad dengki orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhirat itu sebagai dinding yang tidak dapat dilihat, yang menyekat mereka daripada memahami bacaanmu.
[46]
Dan Kami jadikan (perasaan itu sebagai) tutupan yang berlapis-lapis atas hati mereka, juga sebagai penyumbat pada telinga mereka, yang menghalang mereka dari memahami dan mendengar kebenaran Al- Quran; dan sebab itulah apabila engkau menyebut nama Tuhanmu sahaja di dalam Al-Quran, mereka berpaling undur melarikan diri.
[47]
Kami lebih mengetahui akan tujuan mereka mendengar Al-Quran semasa mereka mendengar bacaanmu (wahai Muhammad), dan semasa mereka berbisik-bisik iaitu ketika orang-orang yang zalim itu berkata (sesama sendiri): “Kamu tidak menurut melainkan seorang yang kena sihir”.
[48]
Lihatlah (wahai Muhammad) bagaimana mereka menyifatkan engkau dengan yang bukan-bukan, maka dengan sebab itu mereka sesat, sehingga mereka tidak dapat mencari jalan kebenaran.
[49]
Dan mereka berkata: “Adakah sesudah kita menjadi tulang dan benda yang reput, adakah kita akan dibangkitkan semula dengan kejadian yang baharu?”
[50]
Katakanlah (wahai Muhammad):” Jadilah kamu batu atau besi -
[51]
Atau lain-lain makhluk yang terlintas di hati kamu sukar hidupnya, (maka Allah berkuasa menghidupkannya)!” Mereka pula akan bertanya: “Siapakah yang akan mengembalikan kita hidup semula?” Katakanlah: “Ialah Allah yang menjadikan kamu pada mulanya!” Maka mereka akan menganggukkan kepala mereka kepadamu sambil bertanya secara mengejek: Bila berlakunya?” Katakanlah: “Dipercayai akan berlaku tidak lama lagi!”
[52]
(Ingatlah akan) hari Ia menyeru kamu lalu kamu menyahut sambil memuji kekuasaanNya, dan kamu menyangka, bahawa kamu tinggal (dalam kubur) hanya sebentar.
[53]
Dan katakanlah (wahai Muhammad) kepada hamba-hambaKu (yang beriman), supaya mereka berkata dengan kata-kata yang amat baik (kepada orang-orang yang menentang kebenaran); sesungguhnya Syaitan itu sentiasa menghasut di antara mereka (yang mukmin dan yang menentang); sesungguhnya Syaitan itu adalah musuh yang amat nyata bagi manusia.
[54]
Tuhan kamu lebih mengetahui akan keadaan kamu; jika Ia kehendaki, Ia akan memberi rahmat kepada kamu; atau jika Ia kehendaki, Ia akan menyeksa kamu. Dan Kami tidak mengutusmu kepada mereka (wahai Muhammad), sebagai wakil yang menguasai urusan mereka.
[55]
Dan Tuhanmu (wahai Muhammad) lebih mengetahui akan sekalian makhluk yang ada di langit dan di bumi; dan sesungguhnya Kami telah melebihkan setengah Nabi-nabi atas setengahnya yang lain; dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Nabi Daud.
[56]
Katakanlah (wahai Muhammad kepada kaum musyrik): “Serukanlah orang-orang yang kamu dakwa (boleh memberi pertolongan) selain dari Allah, maka sudah tentu mereka tidak berkuasa menghapuskan bahaya daripada kamu dan tidak dapat memindahkannya”.
[57]
orang-orang yang mereka seru itu, masing-masing mencari jalan mendampingkan diri kepada Tuhannya (dengan berbuat ibadat), sekali pun orang yang lebih dekat kepada Tuhannya, serta mereka pula mengharapkan rahmatNya dan gerun takut akan azabNya; sesungguhnya azab Tuhanmu itu, adalah (perkara yang semestinya) ditakuti.
[58]
Dan tiada sesebuah negeri pun melainkan Kami akan membinasakannya sebelum hari kiamat, atau Kami menyeksa penduduknya dengan azab seksa yang berat; yang demikian itu adalah tertulis di dalam Kitab (Lauh Mahfuz).
[59]
Dan tiada yang menghalang Kami dari menghantar turun mukjizat yang mereka minta itu melainkan kerana jenis mukjizat itu telah didustakan oleh kaum-kaum yang telah lalu; dan di antaranya Kami telahpun memberikan kepada kaum Thamud unta betina sebagai mukjizat yang menjadi keterangan yang nyata, lalu mereka berlaku zalim kepadanya; dan biasanya Kami tidak menghantar turun mukjizat-mukjizat itu melainkan untuk menjadi amaran (bagi kebinasaan orang-orang yang memintanya kalau mereka tidak beriman).
[60]
Dan (ingatlah) ketika Kami wahyukan kepadamu (wahai Muhammad), bahawa sesungguhnya Tuhanmu meliputi akan manusia (dengan ilmuNya dan kekuasaanNya; dan tiadalah Kami menjadikan pandangan (pada malam Mikraj) yang telah kami perlihatkan kepadamu melainkan sebagai satu ujian bagi manusia; dan (demikian juga Kami jadikan) pokok yang dilaknat di dalam Al-Quran; dan Kami beri mereka takut (dengan berbagai-bagai amaran) maka semuanya itu tidak menambahkan mereka melainkan dengan kekufuran yang melampau.
[61]
Dan (ingatkanlah peristiwa) ketika Kami berfirman kepada malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”; maka mereka sujudlah melainkan iblis; ia berkata: “Patutkah aku sujud kepada (makhluk) yang Engkau jadikan dari tanah (yang di adun)?”
[62]
Ia berkata lagi: “Khabarkanlah kepadaku, inikah orangnya yang Engkau muliakan mengatasiku? Jika Engkau beri tempoh kepadaku hingga hari kiamat, tentulah aku akan memancing menyesatkan zuriat keturunannya, kecuali sedikit (di antaranya)”.
[63]
Allah berfirman (kepada iblis): “Pergilah (lakukanlah apa yang engkau rancangkan)! Kemudian siapa yang menurutmu di antara mereka, maka sesungguhnya neraka Jahannamlah balasan kamu semua, sebagai balasan yang cukup.
[64]
Dan desak serta pujuklah sesiapa yang engkau dapat memujuknya dengan suaramu; dan kerahlah penyokong-penyokongmu yang berkuda serta yang berjalan kaki untuk mengalahkan mereka; dan turut – campurlah dengan mereka dalam menguruskan harta-benda dan anak-anak (mereka); dan janjikanlah mereka (dengan janji-janjimu)”. Padahal tidak ada yang dijanjikan oleh Syaitan itu melainkan tipu daya semata-mata.
[65]
Sesungguhnya hamba-hambaKu (yang beriman dengan ikhlas), tiadalah engkau (hai iblis) mempunyai sebarang kuasa terhadap mereka (untuk menyesatkannya); cukuplah Tuhanmu (wahai Muhammad) menjadi Pelindung (bagi mereka).
[66]
Tuhan kamulah yang menjalankan untuk kamu kapal-kapal di laut, supaya kamu dapat mencari rezeki dari limpah kurniaNya; sesungguhnya Ia adalah Maha Mengasihani kepada kamu.
[67]
Dan apabila kamu terkena bahaya di laut, (pada saat itu) hilang lenyaplah (dari ingatan kamu) makhluk-makhluk yang kamu seru selain dari Allah; maka apabila Allah selamatkan kamu ke darat, kamu berpaling tadah (tidak mengingatiNya); dan memanglah manusia itu sentiasa kufur (akan nikmat-nikmat Allah).
[68]
Adakah kamu – (sesudah diselamatkan ke darat) – merasa aman (dan tidak memikirkan), bahawa Allah akan menggempakan sebahagian dari daratan itu menimbus kamu, atau dia akan menghantarkan kepada kamu angin ribut yang menghujani kamu dengan batu; kemudian kamu tidak beroleh sesiapapun yang menjadi pelindung kamu?
[69]
Atau adakah kamu merasa aman (dan tidak memikirkan) bahawa Allah akan mengembalikan kamu sekali lagi ke laut, kemudian Ia menghantarkan kepada kamu angin ribut yang memecah belahkan segala yang dirempuhnya, lalu Ia mengaramkan kamu dengan sebab kekufuran kamu; kemudian kamu tidak beroleh sesiapapun yang boleh menuntut bela tentang itu terhadap Kami?
[70]
Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak Adam; dan Kami telah beri mereka menggunakan berbagai-bagai kenderaan di darat dan di laut; dan Kami telah memberikan rezeki kepada mereka dari benda-benda yang baik-baik serta Kami telah lebihkan mereka dengan selebih-lebihnya atas banyak makhluk-makhluk yang telah Kami ciptakan.
[71]
(Ingatlah) hari Kami menyeru tiap-tiap kumpulan manusia dengan nama imamnya; kemudian sesiapa diberikan Kitabnya di tangan kanannya, maka mereka itu akan membacanya (dengan sukacita), dan mereka tidak dikurangkan (pahala amal-amalnya yang baik) sedikitpun.
[72]
Dan (sebaliknya) sesiapa yang berada di dunia ini (dalam keadaan) buta (matahatinya), maka ia juga buta di akhirat dan lebih sesat lagi jalannya.
[73]
Dan sesungguhnya nyaris-nyaris mereka dapat memesongkanmu (wahai Muhammad) dari apa yang Kami telah wahyukan kepadamu, supaya engkau ada-adakan atas nama Kami perkara yang lainnya; dan (kalau engkau melakukan yang demikian) baharulah mereka menjadikan engkau sahabat karibnya.
[74]
Dan kalaulah tidak Kami menetapkan engkau (berpegang teguh kepada kebenaran), tentulah engkau sudah mendekati dengan menyetujui sedikit kepada kehendak mereka.
[75]
Jika (engkau melakukan yang) demikian, tentulah Kami akan merasakanmu kesengsaraan yang berganda semasa hidup dan kesengsaraan yang berganda juga semasa mati; kemudian engkau tidak beroleh seseorang penolong pun terhadap hukuman Kami.
[76]
Dan sesungguhnya mereka hampir-hampir berjaya mengganggumu daripada tinggal aman di bumi (Makkah) dengan tujuan mereka dapat mengusirmu dari negeri itu; dan jika berlaku demikian, maka mereka tidak akan tinggal di situ sesudahmu melainkan sedikit masa sahaja.
[77]
(Demikianlah) peraturan (Kami yang tetap mengenai) orang-orang yang telah Kami utuskan sebelummu dari Rasul-rasul Kami; dan engkau tidak akan dapati sebarang perubahan bagi peraturan Kami yang tetap itu.
[78]
Dirikanlah olehmu sembahyang ketika gelincir matahari hingga waktu gelap malam, dan (dirikanlah) sembahyang subuh sesungguhnya sembahyang subuh itu adalah disaksikan (keistimewaannya).
[79]
Dan bangunlah pada sebahagian dari waktu malam serta kerjakanlah “sembahyang tahajjud” padanya, sebagai sembahyang tambahan bagimu; semoga Tuhanmu membangkit dan menempatkanmu pada hari akhirat di tempat yang terpuji.
[80]
Dan pohonkanlah (wahai Muhammad, dengan berdoa): “Wahai Tuhanku! Masukkanlah daku ke dalam urusan ugamaku dengan kemasukan yang benar lagi mulia, serta keluarkanlah daku daripadanya dengan cara keluar yang benar lagi mulia; dan berikanlah kepadaku dari sisiMu hujah keterangan serta kekuasaan yang menolongku”,
[81]
Dan katakanlah:” Telah datang kebenaran (Islam), dan hilang lenyaplah perkara yang salah (kufur dan syirik); sesungguhnya yang salah itu sememangnya satu perkara yang tetap lenyap”.
[82]
Dan Kami turunkan dengan beransur-ansur dari Al-Quran Aya-ayat Suci yang menjadi ubat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman kepadanya; dan (sebaliknya) Al-Quran tidak menambahkan orang-orang yang zalim (disebabkan keingkaran mereka) melainkan kerugian jua.
[83]
Dan apabila Kami kurniakan nikmat kepada manusia, berpalinglah ia serta menjauhkan diri (dari bersyukur); dan apabila ia merasai kesusahan, jadilah ia berputus asa.
[84]
Katakanlah (wahai Muhammad): “Tiap-tiap seorang beramal menurut pembawaan jiwanya sendiri; maka Tuhan kamu lebih mengetahui siapakah (di antara kamu) yang lebih betul jalannya”.
[85]
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakan: “Roh itu dari perkara urusan Tuhanku; dan kamu tidak diberikan ilmu pengetahuan melainkan sedikit sahaja”.
[86]
Dan sesungguhnya jika Kami kehendaki, tentulah Kami akan hapuskan apa yang Kami telah wahyukan kepadamu, kemudian engkau tidak akan beroleh sebarang pembela terhadap Kami untuk mengembalikannya.
[87]
(Tetapi kekalnya Al-Quran itu) hanyalah sebagai rahmat dari tuhanmu; sesungguhnya limpah kurnianya kepadamu (wahai Muhammad) amatlah besar.
[88]
Katakanlah (wahai Muhammad): “Sesungguhnya jika sekalian manusia dan jin berhimpun dengan tujuan hendak membuat dan mendatangkan sebanding dengan Al-Quran ini, mereka tidak akan dapat membuat dan mendatangkan yang sebanding dengannya, walaupun mereka bantu-membantu sesama sendiri”.
[89]
Dan sesungguhnya Kami telah menerangkan berulang-ulang kepada manusia, di dalam Al-Quran ini, dengan berbagai-bagai contoh perbandingan (yang mendatangkan iktibar); dalam pada itu, kebanyakan manusia tidak mahu menerima selain dari kekufuran.
[90]
Dan mereka berkata: “Kami tidak sekali-kali akan beriman kepadamu (wahai Muhammad), sehingga engkau memancarkan matair dari bumi, bagi Kami.
[91]
Atau (sehingga) engkau mempunyai kebun dari pohon-pohon tamar dan anggur, kemudian engkau mengalirkan sungai-sungai dari celah-celahnya dengan aliran yang terpancar terus-menerus.
[92]
Atau (sehingga) engkau gugurkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana yang engkau katakan (akan berlaku); atau (sehingga) engkau bawakan Allah dan malaikat untuk kami menyaksikannya.
[93]
Atau (sehingga) engkau mempunyai sebuah rumah terhias dari emas; atau (sehingga) engkau naik ke langit; dan kami tidak sekali-kali akan percaya tentang kenaikanmu ke langit sebelum engkau turunkan kepada kami sebuah kitab yang dapat kami membacanya”. Katakanlah (wahai Muhammad):” Maha Suci Tuhanku! Bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi Rasul?
[94]
Dan tiadalah yang menghalang orang-orang musyrik itu dari beriman ketika datang kepada mereka hidayah petunjuk, melainkan (keingkaran mereka tentang manusia menjadi Rasul, sehingga) mereka berkata dengan hairan: “Patutkah Allah mengutus seorang manusia menjadi Rasul?”
[95]
Katakanlah (wahai Muhammad): “Kalau ada di bumi, malaikat yang berjalan serta tinggal mendiaminya, tentulah kami akan turunkan kepada mereka dari langit, malaikat yang menjadi rasul”.
[96]
Katakanlah lagi: “Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dengan kamu; sesungguhnya adalah Ia Amat Mendalam pengetahuanNya, lagi Amat Melihat akan keadaan hamba-hambaNya”.
[97]
Dan sesiapa yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah maka dia lah yang sebenar-benarnya berjaya mencapai kebahagiaan; dan sesiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak sekali-kali akan mendapati bagi mereka, penolong-penolong yang lain daripadaNya. Dan Kami akan himpunkan mereka pada hari kiamat (dengan menyeret mereka masing-masing) atas mukanya, dalam keadaan buta, bisu dan pekak; tempat kediaman mereka: neraka Jahannam; tiap-tiap kali malap julangan apinya, Kami tambahi mereka dengan api yang menjulang-julang.
[98]
Balasan mereka yang sedemikian, ialah kerana mereka kufur ingkarkan ayat-ayat Kami, dan mereka berkata: “Adakah sesudah Kami menjadi tulang dan benda yang reput, adakah Kami akan dibangkitkan semula dalam kejadian yang baharu?”
[99]
Tidakkah mereka mahu memikirkan dan meyakini bahawa Allah yang menciptakan langit dan bumi, berkuasa menciptakan orang orang yang seperti mereka (dalam bentuk yang baharu), padahal Ia telahpun menentukan bagi mereka tempoh yang tidak ada syak padanya.? Dalam pada itu, orang orang yang zalim enggan menerima melainkan kekufuran.
[100]
Katakanlah (wahai muhammad): “jika kamu memiliki perbendaharaan rahmat Tuhanku pada ketika itu tentulah kamu akan berlaku bakhil kedekut kerana takut kehabisan; dan sememangnya manusia itu bertabiat bakhil kedekut”.
[101]
Dan sesungguhnya Kami telah memberi kepada Nabi Musa sembilan mukjizat yang jelas nyata (membuktikan kebenarannya); maka bertanyalah (wahai Muhammad) kepada Bani Israil (tentang itu): Ketika Nabi Musa datang kepada Firaun dan kaumnya (serta menunjukkan mukjizatnya), lalu berkatalah Firaun kepadanya: “Sesungguhnya aku fikir, engkau ini wahai Musa, seorang yang terkena sihir”
[102]
Nabi Musa menjawab: “Sebenarnya engkau (hai Firaun) telah pun mengetahui: tiadalah yang menurunkan mukjizat-mukjizat ini melainkan Tuhan yang mencipta dan mentadbirkan langit dan bumi, sebagai bukti-bukti yang menerangkan kebenaran; dan sebenarnya aku fikir, engkau hai Firaun, akan binasa”.
[103]
Maka Firaun pun berkira hendak mengusir mereka dari bumi (Mesir) lalu Kami tenggelamkan dia bersama-sama pengikut-pengikutnya seluruhnya.
[104]
Dan Kami katakan kepada Bani Israil, sesudah Firaun (dibinasakan): “Tinggalah kamu di negeri itu kemudian apabila datang tempoh hari akhirat, Kami datangkan kamu (ke Padang Mahsyar) dengan bercampur-aduk.
[105]
Dan dengan cara yang sungguh layak serta berhikmat Kami turunkan Al-Quran, dan dengan meliputi segala kebenaran ia diturunkan; dan tiadalah Kami mengutusmu (wahai Muhammad) melainkan sebagai pembawa berita gembira (bagi orang-orang yang beriman) dan pembawa amaran (kepada orang-orang yang ingkar).
[106]
Dan Al-Quran itu Kami bahagi-bahagikan supaya engkau membacakannya kepada manusia dengan lambat tenang; dan Kami menurunkannya beransur-ansur.
[107]
Katakanlah (wahai Muhammad kepada orang-orang yang ingkar itu): “Sama ada kamu beriman kepada Al-Quran atau kamu tiada beriman, (tidaklah menjadi hal); kerana sesungguhnya orang-orang yang diberi ilmu sebelum itu apabila dibacakan Al-Quran kepada mereka, mereka segera tunduk sujud (dalam keadaan hiba dan khusyuk);
[108]
Serta mereka menegaskan (dalam sujudnya): “Maha Suci Tuhan kami! Sesungguhnya janji Tuhan kami tetap terlaksana. ”
[109]
Dan mereka segera tunduk sujud itu sambil menangis, sedang Al-Quran menambahkan mereka khusyuk.
[110]
Katakanlah (wahai Muhammad): “Serulah nama ” Allah” atau nama “Ar-Rahman”, yang mana sahaja kamu serukan (dari kedua-dua nama itu adalah baik belaka); kerana Allah mempunyai banyak nama-nama yang baik serta mulia”. Dan janganlah engkau nyaringkan bacaan doa atau sembahyangmu, juga janganlah engkau perlahankannya, dan gunakanlah sahaja satu cara yang sederhana antara itu.
[111]
Dan katakanlah: “Segala puji tertentu bagi Allah yang tiada mempunyai anak, dan tiada bagiNya sekutu dalam urusan kerajaanNya, dan tiada bagiNya penolong disebabkan sesuatu kelemahanNya; dan hendaklah engkau membesarkan serta memuliakanNya dengan bersungguh-sungguh!”

Surah al - Isra‘ adalah surat Makiyyah. Dibuka dengan tasbih yang berhubungan dengan peristiwa Isra‘ Nabi (SAW) dari Masjid al - Haram menuju Masjid al - Aqsha, yang merupakan rumah dan bangunan suci yang didirkan oleh Nabi Daud dan Sulaiman (as), dan Allah (SWT) telah mensucikannya untuk Bani Israil.

Setelah itu, surat ini menceritakan takdir Allah (SWT) kepada Bani Israil, iaitu berupa kejayaan dan kejatuhannya, kemulian dan kerend ahannya. Ketika Bani Israil mentaati Allah (SWT), maka Allah akan menjayakannya, namun jika mereka menentang Allah (SWT), maka Allah akan menjatuhkannya.




Allah (SWT) telah memberi kepada Bani Israil sebuah kitab petunjuk yang diberi nama Taurat. Dan menyur uh mereka untuk bertauhid dan melarang mereka berbuat syirik. Setelah diberi penjelasan kepada mereka tentang ajaran agama serta isi kitab Taurat, jika terdapat seorang dari mereka yang berbuat baik, maka Allah (SWT) akan memberikannya pahala. Demikian sebaliknya,

Allah (Swt) akan menghukum mereka jika menentang Allah. Itulah sunnatullah yang terjadi pada umat - umat terdahulu. Dan di dalam Taurat telah diberitakan adanya ketentuan Allah (SWT) yang kelak akan terjadi.

Firman Allah (SWT) maksudnya:
Dan Kami menyatakan kepada Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan melakukan kerosakan di bumi (Palestin) dua kali, dan sesungguhnya kamu akan berlaku sombong angkuh dengan melampau.    (al - Isra‟: 4)

Kesombongan Bani Israil sama seperti kesombongan Fira‘un.

Firman Allah (SWT) maksudnya: 
Sesunggunya Fi ra un telah berbuat sombong di mu ka bu mi dan menjadikan penduduknya terpecah belah... (al - Qashash: 4).

Seperti pada ayat di bawah ini, kisah kehancuran pertama Bani Israil. Hal itu terjadi setelah mereka melanggar perintah Allah (SWT) dan berbuat kerusakan di muka bumi, lalu Allah (SWT) mengirim sebuah kaum yang Zalim lainnya untuk menghancurkan mereka.

Firman Allah ( SWT ) ;


Maksudnya;
Maka apabila sampai masa janji (membalas kederhakaan kamu) kali yang pertama dari dua (kederhakaan) itu, Kami datangkan kepada kamu hamba-hamba Kami yang kuat gagah dan amat ganas serangannya lalu mereka menjelajah di segala ceruk rantau (membunuh dan membinasakan kamu); dan (sebenarnya peristiwa itu) adalah satu janji yang tetap berlaku.
(al - Isra‟: 5)

Kata ( ) pada ayat di atas berarti keras dan kata tersebut sering digunakan dalam menceritakan kejadian perang. Kata ( ) berarti hamba - hambaNya baik yang mukmin maupun yang bukan, seperti dalam ayat berikut ini:

Firman Allah (SWT) maksudnya;

Sesungguhnya Tuhanmu lah yang meluaskan rezeki bagi sesiapa yang dikehendakiNya (menurut undang-undang peraturanNya), dan Ia juga yang menyempitkannya (menurut yang demikian). Sesungguhnya Ia Maha Mendalam pengetahuanNya, lagi Maha Melihat akan hamba-hambaNya.
(al - Isra‟: 30). 

Atau dalam ayat yang lainnya, Firman Allah (SWT) maksudnya;

Katakanlah lagi: “Cukuplah Allah menjadi saksi antaraKu dengan kamu; sesungguhnya adalah Ia Amat Mendalam pengetahuanNya, lagi Amat Melihat akan keadaan hamba-hambaNya”.
 (al - Isra‟: 96)

Dan juga pada ayat berikut, Firman Allah (SWT) maksudnya;
Allah Maha Lembut terhadap Hamba - hamba - N ya, Dia memberika n rezeki kepada yang dikehendaki - N ya dan Dia Maha Kuat lagi maha Mulia (as - Syura: 19).

Maka kata hamba - hambaNya , berarti seluruh ciptaanNya yang baik maupun yang tidak baik, dan kedua - duanya adalah hamba Allah. Maka ayat 5 surat al - Isra‘ diatas memberikan kita sebuah informasi yang cukup berarti. Bahwa sebagai hukuman terhadap Bani Israil atas kerusakan pertama yang mereka lakukan adalah Allah (SWT) mengirim sebuah kaum Zalim yang lain untuk menghancurkan mereka.

Kejadian ini telah dicatat oleh sejarah bahwa Asyiria dan Babylonia yang keduanya adalah kaum paganis yang zalim telah menghancurkan dua kerajaan besar bangsa Yahudi masa lampau iaitu kerajaan Israel dan Judea.

Inilah janji Allah yang Maha Benar, dan sekali - kali Allah (SWT) tidak pernah lupa terhadap janjiNya. Terkadang seorang yang zalim digunakan sebagai perantara pembalasan Allah (SWT) kepada kaum yang menentang, seperti yang terdapat dalam sebuah hadis Qudsi,

Orang yang zalim adalah pedangku. Kadang aku membalas kezalimannya dan di kesempatan yang lain aku mengunakannya untuk pembalasan.

Kalimah(    ) yakni masuk ke tengah - tengah kota. Maksudnya kaum tersebut datang menjajah dan menghancurkan seluruh negeri mereka. Adapun kalimah( ) adalah turunnya bencana, maksudnya peristiwa itu sebagai bencana besar yang tercatat dalam sejarah bangsa yahudi. Dan bencana terkadang tidak mampu dicegahnya dengan doa atau dengan perbuatan baik yang lain seperti amar makruf - nahi munkar misalnya.

Ketika manusia mendukung perbuatan buruk suatu kaum dan meninggalkan amar ma‟ruf nahi munkar, maka doa mereka tidak akan mustajab.

 Mengapa?

Kerana ada dua buah jenis dosa. Jika Anda berbuat dosa, kemudian mengangkat tangan untuk doa dan bertaubat, maka Allah akan mengampunkan Anda. Akan tetapi jika Anda berbuat kerusakan dan terdedah tersebut meluas kepada masyarakat umum, maka pada saat itu tidak berguna sebuah doa seorang diri, melainkan doa seluruh masyarakat tersebut sekaligus taubatnya — di samping diikuti juga dengan upaya untuk memperbaiki keadaan yang sudah rusak oleh perbuatan tersebut.

Itulah bencana bagi kaum Yahudi terdahulu, ketika mereka secara keseluruhan berbuat kerusakan dimuka bumi. Kerusakan itu tak lain adalah perbuatan yang tidak dapat di ampun Sang Khalik seperti membunuh para Nabi yang Allah turunkan kepada mereka, menyekutukan Allah dan melanggar berbagai perjanjian yang sudah ditulis dalam kitab suci mereka. Lalu Allah menghukumnya dengan mengirim bangsa lain untuk menghancurkan mereka.

Rahsia Angka Basmallah

Telah banyak ahli tafsir dan para peneliti yang coba mengkaji surah al - Isra‘ dan kisah tentang Bani Israil dalam Al-qur‘an, di mana mereka diceritakan telah berbuat kerosakan dua kali di muka bumi. Yang pertama dilakukan pada zaman lampau, sedangkan yang kedua akan terjadi pada akhir zaman. Kalau sejarawan telah mencatat peristiwa terjadinya ker akan pertama, akan tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang dapat memastikan waktu terjadinya perbuatan kerosakan kali keduanya.

Demikian juga tidak ada yang mengetahui secara pasti bila iaberakhirnya negara Israel kedua, serta bagaimana hal itu terjadi, sebagaimana telah dijanjikan dalam Alqur‘an. Masjid al - Aqsha, tempat mi‘raj Rasul (SAW) Sayyid Bassam Jarrar mampu dan berani menentukan tahun kehancuran Israel dalam karyanya.

Entah ini sebuah ramalan atau sekadar ketidaksengajaan angka - angka saja, tetapi Bassam Jarrar telah berani melakukan perhitungan yang menurutnya pasti benar dan terjadi.

Bahawa kehancuran Israel akan terjadi pada 202 2 Masehi

 atau bertepatan dengan 1443 H Hijrah.

 Bassam Jarrar juga telah menulis sebuah karya fenomena tentang Mukjizat angka 19 dalam
Al-Quran.    Dalam karya tersebut disimpulkan bahwa dengan angka 19 yang merupakan salah satu angka mukjizat dalam Al-qur‘an, kita dapat mengetahui bila akhir dari negara Israel. Menakjubkan, bukan?

 Ini bukan sembarang ramalan, namun ini berdasarkan pada rahasia angka 19 dalam Al-Quran.

Sayyid Majid al - Mahdi dalam karyanya ;
Awal perang Amerika versus Imam Mahdi juga telah mengatakan bahwa tahun 2022 adalah tahun lenyapnya negara Israel. Dalam buku ini, kami juga akan banyak menggunakan mukjizat angka 19 dalam Al-Quran, untuk menentukan peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Di mana hal seperti itu belum pernah disebutkan oleh para pakar dan penulis buku apa pun.

Misalnya tentang apa yang akan terjadi pada tahun 2008, 2009, 2010, 2014, 2015, 2018, 2019 dan 2029.

Semua itu adalah dikarenakan keutamaan Allah (Swt) semata, serta kehendakNya. Untuk pertama mari kita perhatikan sekelumit dari bahagian buku Mukjizat Angka 19 dalam Al-Quran .

Bilangan 19 adalah jumlah huruf yang terdapat pada kata Basmallah ( ), setelah dilakukan sebuah penelitian maka didapatkan bilangan 19 adalah sebuah bilangan primer dalam sistem matematik. Begitu juga, ternyata Al-Quran pun membangun sistem matematikanya dengan bilangn tersebut.

Dalam arti lain bangunan matematik Al-Quran adalah kata Basmallah itu sendiri . Hal tersebut kami kira adalah suatu hal yang amat logik dan dapat dengan mudah faham. Kalau kita perhatikan angka 19 terdiri dari angka terkecil dan angka terbesar. Iaitu angka 1 yang merupakan bilangan terkecil dan 9 yang merupakan bilangan terbesar.

Untuk itu angka 19 adalah mewakili seluruh bilangan dalam sisitem matematika. Selanjutnya dibawah ini akan kami paparkan beberapa contoh berkenaan dengan keistimewaan angka 19:

19 X 1 = 19 (1 + 9) = 10 (1 + 0) = 1 19 X 2 = 38 (3 + 8) = 11 (1 + 1) = 2 19 X 3 = 57 (5 + 7) = 12 (1 + 2) = 3 19 X 4 = 76 (7 + 6) = 13 (1 + 3) = 4 19 X 5 = 95 (9 + 5) = 14 (1 + 4) = 5 19 X 6 = 114 (1 + 1 + 4) = 6 19 x 7 = 133 (1 + 3 + 3) = 7 19 X 8 = 152 (1 + 5 + 2) = 8 19 X 9 = 171 (1 + 7 + 1) = 9 19 x 10 = 190 (1 + 9 + 0) = 10 (1 + 0) = 1 19 X 11 = 209 (2 + 0 + 9) = 11 (1 + 1) = 2

Begitu selanjutnya dimulai dari angka 1 dan berakhir di angka 9 kemudian kembali lagi ke angka 1 dan berakhir pula di angka 9 dan seterusnya.Angka 19 adalah bilangan Basmallah . Pertama kali yang turun dari Al-Quran adalah 19 kata, iaitu: jumlah kata surat al - Alaq dari ayat 1 sampai ayat 5.

Kemudian urutan surat tersebut dalam Al-Quran adalah yang ke 19, jika dihitung dari akhir Al-Quran.

Angka 19 dalam basmallah dapat juga diuraikan sebagai berikut;

Kata ism ( ) terulang dalam Al-Quran sebanyak 19 kali (19 x 1) Kata Allah ( ) terulang dalam Alqur‘an sebanyak 2698 kali (19 x 142) Rahman ( ) terulang dalam Alqur‘an sebanyak 57 kali (19 x 3) Rahim ( ) terulang dalam Alqur‘an sebanyak 114 kali (19 x 6) Pengulangan kalimat - kalimat di atas sebanyak 152 kali yaitu (1 + 142 + 3 + 6 = 152). 152 adalah hasil dari 19 x 8.

Bukankah hal ini menakjubkan?
Kehancuran Israel Pertama Terkait dengan angka - angka di atas, ada beberapa hal yang ingin saya tegaskan.

Pertama, ingin saya tegaskan bahwa jika dihitung berdasarkan penanggalan Hijrah, usia negara Israel adalah 76 tahun. Sedangkan jika di hitung berdasarkan penanggalan Masehi maka usia Israel menginjak 74 tahun.

Saya ingin membuktikan atau menunjukkan bahwa angka usia negara Israel berdasarkan perhitungan
Hijrah, sesuai dengan rahasia angka pada beberapa ayat dalam surat al - I sra‘.

Berikut  huraiannya. 

Surat al - Isra‘ terdiri dari 111 ayat.
Dalam surat al - Isra‘, ayat yang terkait dengan Bani Israil dimulai sejak ayat kedua. Jika kita menghitung kata pada ayat 2, dari ( ) sampai ayat 7 pada kata ( ) , maka jumlahnya 76 kata. Dan jumlah ini sama dengan usia negara Israel, sebagaimana dijelaskan di atas.

Mungkin fakta ini belum begitu meyakinkan pembaca. Kita lakukan pembagian saja, hal itu sangat wajar. Saya akan memaparkan fakta secara lebih jauh lagi.

Berikut ini:
Jumlah kata dari awal ayat ke 2 hingga ayat ke 104 surat al - Isra‘, tepatnya pada kalimat ( ) yang artinya kami datangkan kalian dalam keadaan bercampur baur berjumlah 1445 kata. Itu sama dengan jumlah tahun, terhitung sejak peristiwa Isra‘ - nya Nabi (saw), sampai dengan tahun 1444 Hijrah iaitu tahun yang diperkirakan bahwa Imam Mahdi beserta muslimin akan merebut Masjid al - Aqsha.

Dan pada saat itu seluruh yahudi dari seluruh dunia akan berkumpul di Israel sebagai usaha mempertahankan diri dari serangan yang dipimpin Imam Mahdi..

Lalu perhatikan hitungan ayat 6 surat al - Isra‘ dibawah ini, yang mana didalamnya ada penjelasan bahwa Allah telah memberikan kesempatan kepada Bani Israil untuk melakukan pembalasan terhadap pihak - pihak yang dahulu pernah mengalahkan mereka. Kemudian kami berikan giliran kepada kamu untuk mengalahkan mereka kembali .
Ayat di atas menurut hitungan al - Jumal al - Shaghir adalah 67.
Menurut hitungan al - jumal at - taqlidi , adalah 1300.

5 + 4 + 2 + 4 + 4 + 5 + 1 + 3 + 2 + 4 + 1 + 3 + 2 + 2 + 5 + 7 + 3 + 1 + 5 + 4 = 67 (perhitungan al - Jumal al - Shaghir ).

500 + 40 + 200 + 4 + 4 + 50 + 1 + 30 + 20 + 40 + 1 + 30 + 20 + 200 + 5 + 70 + 30 + 10 + 5 + 40 = 1300 (perhitungan al - jumal al - Taqlidi ).

Hal tersebut menunjukkan balasan kepada bangsa Yahudi ketika mereka dihancurkan pertama kali, sebagaimana yang disebutkan Allah (Swt) dalam Alqur‘an. Jika kita kembali kepada sejarah kuno Bani Israil, kita akan mengetahui bahwa mereka membuat kerusakan di tanah suci, membunuh para nabi, dan melawan perintah Allah. Setelah itu, mereka dihancurkan oleh musuh - musuh yang masuk menguasai dua kerajaan, yaitu Kerajaan Israel yang terletak di utara, dan Kerajaan Judea yang terletak di selatan.

Dimulai oleh bangsa Mesir lewat jalan Sinai, kemudian bangsa Assyria, lalu bangsa Kaledonia, dan yang terakhir adalah bangsa Babylon ia. Negeri - negeri tersebut terletak di antara dua sungai di Irak. - Salah satu peninggalan bangsa Assyria - - Nebudkanezar ―Sang penakluk Judea‖ - Invasi Assyria Ke Kerajaan Israel

Setelah Nabi Sulaiman (as) wafat, anaknya, Rehoboam akhirnya diangkat sebagai penggantinya serta memerintah kerajaan Israel. Namun, ia tak mampu mencegah pecahnya sepuluh suku Israel yang ingin memerdekakan diri dikarenakan kebijakannya yang tidak diterima oleh masyarakat.

Puncaknya terjadi tatkala Yeroboam menjadi raja Israel yang memerintah di wilayah utara sebagai perwakilan dari sepuluh suku Israel. Sementara itu Rehoboam melarikan diri ke selatan dan menetap di Yerusalem. Di sana dia menjadi Raja bagi dua suku Israel yang masih memercayakannya yaitu Judah dan Benyamin.

Semenjak memerintah di wilayah utara, Yeroboam mulai  penyembahan Yahweh (Tuhan bagi Yahudi) disertai dengan kegiatan pagan seperti menyembah berhala yang berbentuk sapi emas. Itu adalah sebuah penghinaan yang dianggap kejam oleh kitab suci mereka , sehingga mereka pantas mendapatkan bencana sesuai dengan apa yang mereka lakukan. Bencana pun datang yaitu ketika pasukan Assyria yang dipimpin Sargon II menyerbu kerajaan Israel. Bermula dari pengepungan Samaria oleh raja Assyria bernama Shalmaneser V selama kurang lebih 3 tahun.

Setelah Shalmaneser wafat, dia digantikan Sargon II yang mengkomandoi penyerbuan terhadap ibukota Kerajaan Israel tersebut yaitu Samaria. Penyerbuan itu berdampak dengan terbunuhnya sebagian besar warga Yahudi, dan yang lainnya diasingkan serta menjadi penyebab hilangnya sepuluh suku Israel di Utara. Peristiwa tersebut terjadi di tahun 722 SM dan dikenang sebagai hari bersejarah bagi bangsa Israel selain penaklukkan Babylonia.

Adapun hilangnya kesepuluh suku Israel tersebut juga dilukiskan dalam Tanakh Yahudi .

Isinya adalah sebagai berikut:
Setelah mengambil alih kendali di Israel, Hoshea dipaksa untuk menjadi budak bangsa Assyria, berkenaan dengan perilaku agresif yang dilakukan oleh Shalmanezer V (tidak dijelaskan dalam Alkitab). Namun, Hoshea marah, dan tida k hanya menolak memberikan penghormatan tahunan kepada Assyria, tetapi juga meminta pertolongan kepada Sais, seorang Raja Mesir. Sebagai konsekuensinya, Shalmanezer menaklukkan Israel dan mengepung Samaria selama tiga tahun. Samaria jatuh ke tangan Sargon II (Raja Assyria baru setelah Shalmanezer wafat selama pengepungan Samaria, meskipun Alkitab tidak menjelaskannya, dan hanya menganggapnya cukup sebagai raja Assyria tanpa menjelaskan jikalau dia bukanlah Raja Shalmanezer), dan kesembilan suku Israel didep ortasi ke berbagai kawasan dalam kekuasaan Assyria, dan menjadi sepuluh suku Israel yang hilang.

\Tradisi menyatakan ada sepuluh suku Israel yang hilang walaupun Alkitab hanya menyatakan sembilan suku. Dinyatakan juga bahwa terasingnya Israel tersebut sebag ai akibat penyimpangan praktik ibadah yang dilakukannya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Sargon juga menggunakan orang - orang Assyria untuk mengisi wilayah Israel, dan menyembah Tuhan mereka sendiri, sehingga menjadi tempat yang dihuni oleh paham politeistik.

Takluknya Jerusalem Di Tangan Babylonia Nebukadnezar II adalah salah satu Raja Babylonia pada abad ke 6 hingga ke 7 SM. Pada masanya, Babylonia dikenal tidak hanya karena puncak keemasannya berupa kebudayaan arsitektur seperti berdirinya tama n gantung ( Hanging Garden of Babylon ), tapi juga penaklukkannya terhadap Kerajaan Judea.

Pecahnya kerajaan Israel pada abad ke 5, membawa dampak yang cukup besar dalam sejarah, termasuk melatarbelakangi lahirnya beberapa kerajaan di sana. Salah satu yang terkenal pada masa itu adalah kerajaan Israel dan Judea. Pada abad ke 6, Raja Babylonia tersebut mengekspansi kekuasaannya hingga jauh ke barat, termasuk ke Kerajaan Judea di